
Bagi pecinta olahraga voli dunia siapa tak kenal nama Arina Sergeevna Fedorotvseva atau biasa disebut Arina Fedorovtseva. Sosok lembut yang memiliki paras menawan bagai bidadari, ditambah lagi dengan postur tubuh tinggi semampainya yang spek supermodel, orang tentu akan tertarik mengenalnya. Tetapi bukan cuma karena itu orang tertarik dengan sosok Arina. Penampilannya di dalam maupun di luar lapangan yang selalu terlihat cantik, ditambah lagi dengan gaya rambut pirang keemasannya yang kerap diikat cepol, semakin membuat penampilannya tampak sangat menawan dan elegan. Meskipun ia jarang tersenyum, sebagaimana karakter orang dari “negeri beruang kutub” Rusia pada umumnya, dan sekalinya tersenyum, senyuman seorang Arina Fedorovtseva mampu melumerkan hati siapa saja yang melihatnya. Senyumnya sungguh manis sekali. Perhatikan saja.

Namun di balik parasnya yang tampak rupawan, Arina juga bisa berubah menjadi sosok “mosnter” yang menyeramkan begitu memasuki arena pertandingan. Ya, ketika pemain kelahiran Moskow (Rusia) ini sudah berada di lapangan voli, otomatis wajahnya berubah dratis, sangat serius, dingin, dan tanpa ampun! Hingga menjadi momok yang menakutkan terutama bagi lawan-lawannya.

Bagaimana tidak? Gadis yang baru genap berusia 21 tahun tanggal 19 Januari 2025 ini, memiliki skill yang lengkap dan mumpuni. Spike-nya keras, terarah, dan mematikan! Memiliki pemilihan bola yang cerdas. Arina tahu kapan harus plesing kapan harus pukul keras. Block-nya juga rapat. Dan yang paling terkenal ia memiliki servis yang sangat sangat tajam dan terarah, tidak heran kalau ia dijuluki “Ratu Ace”. Sebagaimana yang baru terjadi pada rentetan CEV Champions League 2025 ketika Fenerbahce melawan Nantes dengan skor telak 3-0, Arina terpilih sebagai pemain MVP karena sukses mencetak 17 points, 1 block, dan 8 aces!


Lahir dari keluarga atlet berprestasi. Putri pasangan atlet dayung peraih medali emas Olimpiade Sergey Fedorovtsev dan Ekaterina ini, memang sejak kecil sudah menunjukkan bakat yang luar biasa. Berbagai prestasi individual berhasil ia raih. Pemain yang lebih dominan menggunakan tangan kanannya ini memiliki tinggi 193 centimeter dan berat 69 kilogram. Dengan tinggi badan yang jangkung ia memiliki jangkauan spike 315 centimeter dan jangkauan block 300 centimeter.

Posisi sebagai Outsite Hitter ini mengawali karirnya di Dinamika Moskow pada usia 20 pada musim 2014-2015, artinya di usianya yang baru 10 tahun sudah ada tim profesional yang meliriknya. Arina berada di tim ini hingga tahun 2018, lalu ia pindah ke Dynamo-Academiya-RBM usia 20. Setahun kemudian, tepatnya di musim 2019-2020 ia dipromosikan ke tim senior Dinamo-Ak Bars. Selanjutnya ia melanjutkan karirnya di Federal Territory Sirius pada musim 2021-2022, hanya setengah musim sebelum akhirnya Arina memutuskan hijrah ke Turki untuk bergabung dengan klub voli raksasa asal Turki, Fenerbahçe Opet (kini Fenerbahçe Medicana), hingga sekarang. Tak membutuhkan proses adabtasi yang lama Arina Fedorovtseva langsung menyatu dengan permainan tim.

Di Fenerbahçe ia kerap menjadi andalan dan pilihan pertama. Di musim lalu bersama Fenerbahçe ia hampir saja meraih gelar Sultanlar ligi. Namun di awal musim ini, Arina dan Fenerbahçe akhirnya bisa merengkuh piala di final Turkish Super Cup, Fenerbahcę berhasil menumbangkan Vakifbank dan menjadi juara.
Dan inilah beberapa gelar yang pernah diraih oleh Arina, baik gelar individual maupun gelar bersama tim yang ia bela.
Tahun 2019 bersama timnas Rusia ia berhasil menjadi “Best Scorer” dan “Best Outsite Hitter” di European Championship usia 16. Kemudian pada 2020 ia menjadi “Best Spiker” dan “Best Outsite Hitter” untuk usia league 20. Masih di tahun 2020, ia berhasil menjadi “Best Opposite” di Rusian Cup usia 20 dan ia juga berhasil menjadi MVP di babak kualifikasi Volleyball European Championship usia 17. Di tahun itu pula Arina berhasil membawa timnas Rusia menjuarai European Championship usia 17 dengan mengalahkan Turki di final. Dalam turnamen itu pun ia berhasil menyabet gelar “MVP” dan “Best Outsite Hitter”. Lanjut ke tahun 2021 ia sukses menjadi “Best Server” di European Championship usia 18, kemudian bersama Fenerbache ia menjadi “Best Server” di CEV Championship 2021-2022. Kala itu Arina berhasil menciptakan 24 aces menungguli Isabel Haak dari Vakifbank dan Casenova Everas dari SCP Frantindivo yang masing-masingmengumpulkan 15 aces. Dan meski gagal membawa Fenerbache Opet menjadi juara Sultanlarigi di musim lalu, Arina berhasil dinobatkan sebagai “Best Outsite Hitter”, mengunggui Anthi Vasilantonáki dari Galatasaray dan Madison Kingdon dari Türk Hava Yolllari SK (THY), dan Gabi Gumaires dari Vakifbank.

Arina juga meraih gelar “Best Server” dengan koleksi 71 aces yang ia kumpulkan. Perolehannya berada jauh di atas Alexia Cãrutasu dari Galatasaray yang mengumpulkan 63 ace, Gaila Ceneida Gonzales Löpes dari Mert Grup Sigorta dengan koleksi 50 ace, dan Aslihan Kiliç dari Aydin Büyüksehir Belediyespir dengan 36 ace. Prestasi lain yang berhasil ia raih adalah menjadi “Best Server” dan “Best Outsite Hitter di World Club Championship 2022, dan yang teranyar ia menjadi “MVP” di Women Turkist Super Cup tahun ini. Sayang karena konflik yangterjadi di Rusia dan Ukraina, Arina tidak bisa tampil di Volleyball World Championship 2022 lalu karena Rusia memang dibanned dari turnamen bola voli paling akbar di dunia tersebut.
Sejak remaja ia telah mewakili negaranya di berbagai kompetisi internasional, termasuk tingkat remaja dan senior. (Tims)