Sejarah Kereta Cepat Dunia Dari Jepang Ke Eropa

Sejarah kereta cepat di Eropa dimulai pada tahun 1960-an dan 1970-an dengan perkembangan teknologi rel dan upaya untuk memperkenalkan moda transportasi yang lebih efisien dan cepat. Salah satu tonggak penting dalam sejarah ini adalah peluncuran kereta cepat pertama di Eropa, yaitu TGV (Train à Grande Vitesse) di Prancis. Konsep perlu adanya kereta cepat  di Eropa dirasa sangat dibutuhkan untuk menghubungkan kota-kota besar dengan waktu yang lebih singkat, terlebih benua Eropa terdiri dari beberapa negara berdaulat yang saling bertetangga dekat. Inilah beberapa momen kunci dalam perkembangan kereta cepat di Eropa yang terinspirasi dari kereta cepat Shinkansen di Jepang.

  • Tahun 1964 – Shinkansen di Jepang: Meskipun Shinkansen adalah bentuk pengembangan kereta cepat di Jepang, yang telah beroperasi sejak 1964 dan terus berkembang dengan kecepatan mencapai 320 km/jam. Dengan catatan nol kecelakaan fatal selama lebih dari 50 tahun, teknologi ini dianggap sebagai salah satu yang paling aman di dunia. Selain efisiensi waktu, Shinkansen juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon karena menjadi alternatif transportasi ramah lingkungan. Setelah Eropa, negara lain seperti India dan Indonesia kini mengadopsi teknologi serupa untuk meningkatkan infrastruktur transportasi mereka. Jadi berkat keberhasilan Shinkansen banyak negara di dunia tertarik untuk mengembangkan kereta berkecepatan tinggi.
Shinkansen Train Jepang (Foto: Istimewa)
  • Tahun 1981 – TGV di Perancis: Perancis menjadi pelopor kereta cepat di Eropa dengan pengenalan TGV (Train ä Grande Vitesse) pada tahun 1981. Kereta ini mampu mencapai kecepatan lebih dari 300 kilometer per jam pada jalur khusus. Rute pertama TGV menghubungkan Paris dan Lyon, dan keberhasilannya membuat Perancis menjadi pusat kereta cepat di Eropa.
SNCF Prancis (Foto: Istimewa)
  • Tahun 1990 – Perluasan Jaringan di Eropa: Setelah sukses TGV, negara-negara Eropa mulai mengembangkan sistem kereta cepat mereka. Diantaranya adalah Spanyol dengan AVE (Alta Velocidad Española) pada tahun 1992, yang menghubungkan Madrid dan Sevilla. Selain itu, Jerman memperkenalkan ICE (InterCity Express) pada awal 1990-an, yang menghubungkan kota-kota besar di Jerman dan negara tetangga.
SNCF (Foto: Istimewa)
  • 2000-an – Integrasi Eropa: Negara-negara Eropa mulai membangun jaringan kereta cepat yang lebih terintegrasi, dengan rute-rute yang menghubungkan berbagai kota besar di Eropa. Jaringan kereta cepat kini mencakup negara-negara seperti Italia (Frecciarossa), Belanda, Belgia, dan negara-negara Skandinavia, salah satunya Finlandia. Proyek-proyek kereta cepat seperti Eurostar juga menghubungkan London dengan Paris dan Brussels melalui terowongan Channel.
SBB Train (Foto: Istimewa)

 

  • Masa Kini: Saat ini, Eropa memiliki salah satu jaringan kereta cepat terbesar dan paling maju di dunia. Kereta cepat di Eropa tidak hanya menjadi symbol efisiensi transportasi, tetapi juga ramah lingkungan, karena lebih sedikit bergantung pada bahan bakar fosil dibandingkan dengan penerbangan atau mobil pribadi.

 

Secara keseluruhan, perkembangan kereta cepat di Eropa telah sangat mendukung integrasi ekonomi dan sosial antara negara-negara Eropa, serta memberikan alternative transportasi yang cepat dan efisien bagai warganya. (Tims)

You may also like